Malu sebenarnya
saya menuliskan cerita ini…tapi tak apalah untuk bahan koreksi bagi diri kita
yang ngakunya sebagai hamlud dakwah… berbicara masalah mengoreksi seseorang
atau orang lain itu adalah hal yang mudah bagi siapapun, baik dia aktif dalam
sebuah pergerakan maupun yang tidak…ya tidak selamanya koreksi itu jelek. Namun
ada dua macam jenis koreksi : ada koreksi yang tidak membangun dan ada koreksi
yang membangun…adakalanya kita sering berfikir dan mersakannya, seorang hamlud
dakwah adalah sosok orang yang sempurna di mata khalayak pada umumnya, dan
seakan-akan hamlud dakwah tidak boleh berbuat salah, semuanya harus perfect .ya
begitulah pandangan umum yang ada di tengah masyarakat saat ini. Tak bisa
dipungkiri seoranng pengemban dakwah seakan-akan menjadi artis bagi masyarakat,
ada yang mengidolakan, ada juga yang menghujat karena tidak sesuai dengan
pemikirannya. Hamlud dakwah selalu menjadi koreksi bagi masyarakat setempat,
jangan sekali-kali membuat kesalahan yang
itu hanya masalah sepele karena akan berakibat fatal. Padahal kalo kita memandang sebuah masalah
sepele yang dilakukan oleh orang selain hamlud dakwah itu akan dianggap biasa-biasa aja oleh teman2 atau masyarakat
setempat, tetapi berbeda cerita kalo yang melakukan itu dengan label hamlud
dakwah , wah itu berita bisa jadi buah bibir hulu dan hilir..sekali lagi saya
katakan seperti kata-kata saya di atas bahwa seakan-akan hamlud dakwah tidak
boleh berbuat salah jadi harus selalu “sempurna” saya jadi bingung dengan manusia yang ada sekarang ini…padahal kita
semua tahu bahwah hamlud dakwah juga manusia loh…
Memang hamlud dakwah selalu jadi
bahan pembicaraan ya itu tadi seakan-akan jadi artis, semuanya dikoreksi dari
hal yang tak terlihat sampai yang terlihat, subhannalh teliti benar ni orang
sampe2 urusan orang di permasalahin juga aduh capek deh,,,koreksi boleh2 ajah tapi mbok yang
membangun donk, jangan Cuma bisa ngoreksi orang tapi koreksi diri sendiri juga…
Kalo kita mau bercermin pada orang-orang spesial terdahulu, kita bisa
menilai. mereka semua memahami ,setiap muslim itu wajib berdakwah…dan seorang
hamlud dakwah itu bukan hanya ibadah mahdo’nya ajah yang keren tapi ibadah
nafilahnya juga gak ketinggalan… dan kalo berbicara mengoreksipun yang
membangun, dan setiap muslim harus saling nasehat-menasehati baik dalam
kebenaran dan dalam kesabaran sesuai dengan firman Allah surat al-asr..tersebut…misalnya
saja kita bercermin pada Imam Ahmad, dan menurut riwayat imam Ahmad hafal
1000.000 hadist loh baik yang shohih maupun yang tidak shohih plus dengan
sanadnya,,subhannalh keren ya dan beliau juga ketika melakukan qiyamul lail
sampe 200 raka’aat setiap malamnya sungguh orang-orang spesial bukan?? Jelas
ini adalah orang-orang spesial…terus kita bisa juga belajar dari Muhammad
Al-fatih sang penakluk herakleus (konstantinopel)…beliau juga pemimpin yang Ruarrrr
biasa spesial, beliau dalam kehidupannya qiyamul lail tidak pernah tinggal
semenjak beliau baligh dan sholat rawatibnya tidak pernah tinggal, subhannallah,
luar biasa Allahu Akbar…
Hhhm saya jadi inget ketika membaca
salah satu biografi ilmuan yang gak juga kalah populernya beliau adalah Harun
Yahya, Sebagai seorang
da'i dan ilmuwan terkemuka asal Turki, beliau sangat menjunjung tinggi nilai
akhlaq dan mengabdikan hidupnya untuk mendakwahkan ajaran agama kepada
masyarakat.pernah suatu hari
ibu beliau menceritakan kehidupan sehari-hari ilmuan asal turki ini , Ny. Mediha Oktar, menuturkan bahwa pada masa
itu beliau hanya tidur beberapa jam saja di malam hari, sebagian besar sisa
waktu beliau gunakan untuk membaca, membuat catatan dan menyimpan kumpulan
catatan tersebut… Beliau membaca ratusan buku,dan
beliau banyak menghasilkan karya-karya monumental ada yang berkaitan dengan
aqidah, alam semesta, keimanan, de el el…
Sebenarnya masih banyak pejuang
serta ilmuan-ilmuan islam yang tidak bisa saya ceritakan satu-persatu ditulisan
yang ringkas ini, tapi setidaknya dari ketiga orang yang luar biasa ini bisa
dijadikan sebagai contoh, bahwa kita yang mengaku sebagai hamlud dakwah sudah
bisakah kita seperti mereka?? Yang sholat malam gak bolong-bolong, duhahnya
juga jalan terus, saum senin kamis, dan masih banyak amalan nafilah yang belum
terlaksana. Ya mentok-mentok gak bisa sholat malam 200 raka’at seperti imam
Ahmad, ya minimal 12 raka’at tahajud + 3 raka’aat witir lumayanlah, terus
dhuhahnya minimal 4 raka’at,,,tapi sebagai pengemban dakwah tentu kita gak mau
donk berbuat amal yang minim-minim banget, nanti takutnya masuk surganya mepet
juga ne heheh gak gitu juga sih,,,
nanti
nyesel masuk surga amalnya kurang” coba seandainya waktu saya masih di dunia
beramal lebih banyak lagi” ya kira-kira begitulah salah satu bentuk penyesalan
para penghuni syurga nantinya, tapi ini bukan hanya sekedar kata kata saya sendiri
loh,, ada ma’lumat saboqohnya kok, jadi bukan karangan saya, saya hanya sekedar
mengutip, ok…ya itulah sedikit renungan bagi kita yang mengaku sebagai hamlud dakwah… semoga bisa menjadi salah satu
motor penggerak motivasi untuk memperbaiki diri kearah yang lebih baik lagi…jangan
menyerah wahai sang pejuang pendobrak peradaban kelam…
NB:
malu gak sih kalo kamu yang mengaku
hamlud dakwah terus ditanya sama seseorang,misalnya nih: semalam kamu tahajud
gak?? Tadi pagi dhuhah gak??kemaren saum sunnah gak??terus jawaban adalah tidak
!!! Sebenarnya bukan masalah malu dan gak malunya, tetapi itu adalah salah satu
bentuk dari konsekuensi keimanan kita sebgai kaum muslim yang merindukan
ditegaknnya kembali syari’ah islam di muka bumi ini. Apakah ini salah satu
contoh yang ngakunya agen perubahan?? muhasabah itu penting…curcol tengah
malam+sore hari+malam harinya lagi,,,finishing 22:20 wib kamis 31 mei 2012
Wallahu’alam bishawab…
ya kheir kitaabah yaa haamilatad da'wah
ReplyDelete