Friday 24 January 2014

inikah rasanya??? SBY gimana pernah rasain kayak aku gak ya??

Tepat pada tanggal 20 januari 2014 senin kemarin, aku dan teman-teman yang lain puasa senin kamis seperti biasanya. Ya itu adalah salah satu aktivitas anak pesantren biar makin cakep dan dapet pahala hehe… gak dink niatnya biar dapat pahala aja… gini guys aku mau cerita kejadian yang ku alami dan temanku. Jadi pas hari senin tanggal 20 kemarenkan aku puasa tuh terus pas siangnya tenggorokan aku mulai terasa sakit gimana gitu. Yang seumur hidup aku belum pernah alami, setiap kali menelan air liur kok tenggorokan aku semakin terasa ya sakitnya. Namun tadinya aku menganggap biasa aja, ah paling nanti juga baikan pikirku. Dan ternyata lama makin lama sakitnya terus bertambah, hingga tibanya waktu berbuka tenggorokan semakin parah sakitnya, walaupun bisa ditahan sih.
Hari selasa tiba tenggorokanku masih terasa sakit, aku bingung mau diapain. Ku coba liat di cermin ternyata juga gak keliatan. Mau makan susah mau minum juga susah pokoke sakit banget dah tenggorokanku. Haduh aku semakin galau aja nih..dan aku sungguh tak tahu apa penyebab leher aku bisa sakit. Kemudian berganti hari tepatnya kamis tenggorokanku masih saja tetap sakit dan sakitnya semakin menjadi-jadi. Padahal hari rabu itu aku ujian mata kuliah, jam 10.  terpaksa dah rasa sakit yang menusuk leherku kutahan sekuat tenaga. Sing penting ujianku baik-baik saja masalah sakit pikirkan nanti gumamku. Kalian pasti pernah ngerasin sakit ketika kalian sedang ujiankan? Gimana rasanya? Ya gitu deh rasanya, mungkin ada yang meliburkan diri, atau ada juga yang tetap ikut ujian. Kalo aku sih masih milih ujian daripada ngulang.
Sebelum jam 10 aku dah naik ke atas lantai 3 tempat aku ujian, yang jam 10 ini aku DEI nama mata kuliahnya,. Sambil menunggu pengawas ujian membawa soal maka aku duduk- duluk sambil belajar sedikit dan sambil menikmati sakitnya tenggorokanku. Dan seketika itu juga aku meneteskan bulir kecil dari mataku. masyaAllah sakitnya luar biasa. Namun aku harus tetap bertahan hingga ujian selesai.
Maghribpun menjelang, aku sendirian di kamar waktu itu sambil mengerang menahan sakit namun aku tetap menuju masjid. Belum sempat keluar kamar temanku masuk, sambil aku menangis dan temanku kaget dan dia bertanya, kamu kenapa? Aku jawab nanti ba’da maghrib anterin aku ke RS ya, aku dah nggak kuat lagi tenggorokan aku sakit banget. Temanku mengatakan ia. Setelah ba’da maghrib kami langsung meluncur rumah sakit yang di tuju. Ternyata dokter yang ku cari gak ada kalo malem, yaiyalah mana dokter THT malem-malem. Kemudian bagian pendaftaran membri jadwal dokter THT baru dating besok kamis jam 8-9 doank. wah nggak mungkin nih aku aku dateng jam segitu  soalnya aku lagi ujian riset operasi hitungan lagi secara aku anak manajemen gituloh hehe. Trus bapak pendaftaran menyampaikan, kalo mbk mau mbk bisa RS ini dokter THT nya jam 9 ke atas ada di RS ini. Oh ya udah deh pak kataku, akhirnya besok kamis siang kami akan ke RS yang di tuju.
Setelah capek menahan lelah habis ujian dua mata kuliah hari kamis itu sekitar jam 11.15 aku dah keluar kelas. Trus aku bilang ma temanku kita pergi jam berapa nih, sebelum dzuhur ato setelah dzuhur? Ya udah kami sepakat ba’da dzuhur deh. Ba’da dzuhur kami berangkat dan sampai ke RS tersebut, setelah sampe bagian informasi menanyakan dokter yang dimaksud, ternyata eh ternyata, ternyata hari kamis itu dokternya hanya sampe jam 12.00. wah gubrak deh dalam hatiku. Gimana naf kata temanku dokter THTnya gak ada?? Mau pake dokter umum aja?? Yaudah deh daripada aku terus menahan sakit, kita ke dokter umum dulu. Setelah mendaftar aku disuruh masuk IGD, ada dokter umum seorang perempuan  dan beberapa orang perawat laki-laki  di dalamnya. Aku disuruh duduk dan ditanya sama dokternya, sakit apa mbk? Aku bilang sakit tenggorokanku bilang, eh dokternya nanya lagi, sakitnya gimana mbk? Ya kujawab pokoknya sakit mbk. Aku juga gak tau rasa sakitnya gimana. Trus sang dokter tersebut memegang leherku sambil mencet2 gitu. Dokternya bilang lagi. Gak ada yang bengkak kok, kemudian dokternya nyuruh buka mulut sambil melek dan bilang huruf A. semua intruksi dokternya ku ikuti. Gak kenapa-kenapa kok mbk Cuma merah doank. trus ku bilang lagi, tapi sakit banget mbk, trus nih tenggorokanku kenapa. Dokternya hanya jawab ringan. Hanya radang tenggorokan mbk.
Setelah itu aku disuruh baring di atas kasur, akupun baring. Kemudian dokter perempuan itu menyuruh perawat laki-laki untuk memeriksaku. Aduh dalam hatiku, kenapa malah laki-lakinya yang mulai mendekat padaku. Sambil berjalan perlahan perawat laki-laki tadi ragu mendekatiku, kemudian dari kejauhan dia mendekati kembali dokter perempuan yang menyuruhnya tadi. Ternyata temanku mendengarnya, perawat itu mengatakan, bahwa aku pakaiannya rapet banget udah pake kerudung, pake gamis dan kaos kaki lagi. Dan dia gak enak sendiri mau memeriksa aku. Belum lama setelah itu dokterpun akhirnya yang memeriksaku. Alhamdulillah gumamku, untung perempuan. Akhirnya aku ditensi dan lainnya . Alhamdulillah tidak apa-apa mbk hanya kena radang saja kata dokternya.
Setelah itu bu dokter membuatkanku resep untuk di bawa pulang. Ternyata ada 3 macam obat eyy..sebelum aku dikasih resep obat aku dikasih kertas sama bagian administrasinya, tertulis di kertas itu angka sebesar Rp. 47.500. what?? Aku berkata sama temanku sambil menuju kassa, rey liat nih, aku gak diapa-apain Cuma ditensi doank, buka mulut, dan kuping. Eh udah kena 47.500. truss si rey menjawab, mungkin udah sama obatnya naf. Aku berpositif thinking aja deh, ia kali ya. Selesai melakukan pembayaran dan kembali lagi ke IGD, baru aku dikasih kertas yang bertuliskan resep dokter. Kemudian bapak administrasi mengatakan silahkan  ke apotek ya mbk obatnya. Akupun meluncur ke apotek yang dimaksud. Setelah sampai di apotek aku meletak kertas resepku di atas meja. Setelah beberapa menit kemudian namaku dipanggil, dan aku menghadap ke bapaknya. Mbk biaya obatnya sebesar Rp.71.100. dengan spontan aku menghadap temanku yang sedikit jauh duduknya sambil memanggil namanya, Rey!! Aku kaget banget melihat angka dikertas itu. Sambil berbisik dari kejauhan, mahal banget obatnya. Kemudian aku Tanya lagi sama-bapaknya. Emang obatnya ada berapa macam pak? 3 macam mbk.. oh,,,Tadinya aku pengen batalin gak mau beli obatnya. Tapi ya udahlah yang penting aku sehat, kukeluarkanlah selembar uang merah alias Rp.100.000 rupiah.
Setelah itu akupun melangkahkan kaki pulang menuju asramaku. Seusai itu akupun sampai ke asrama, dan selanjutnya makan obat yang harganya 71.100 itu. Alhamdulillah besok paginya tenggorokan aku sudah enakan. Dalam hatiku berkata, gak sia-sia beli obat mahal2 akhirnya sembuh juga. Tapi aku berfikir berjuta kali. Jika ada KHILAFAH maka aku gak mungkin bayar kesehatan semahal itu, dan kalian tau uang siapa yang aku pake untuk berobat??? Ya Uang bulanan akulah, mana ada pemerintah ngasih uang saku padaku. Dan mana mungkin juga SBY membiayai kesehatan aku.
Benar teman, hanya islamlah yang akan menyejahterakan kita, mulai dari gratis pendidikan, kesehatan dan keamanan. Tak perlu bayar mahal untuk kesehatan tapi gratis, tak perlu bayar mahal satpam untuk menjaga rumah kalian. Tapi KHILAFAH bisa menyelesaikan  itu semua. Dengan diterapkannya syari’at islam dalam naungan KHILAFAH ala minhajnubuah..maka dari itulah mulai dari sekarang kita belajar islam dan mendakwahkan ke penjuru dunia.
Oke sudah dulu ya, lain kali kita sambung, tentunya dengan cerita unik berbeda lainnya.

BYE…BYE..nafsiah zahirah.P 24 januari 2014 sore hari diasrama akhwat STEI Hamfara :)

No comments:

Post a Comment